Pengalaman Terbang Menggunakan Citilink
Ini bukan endorse. Yakin. Postingan ini memang murni pengalaman saya sebagai pengguna yang cukup puas dengan layanan maskapai Citilink.
Beberapa waktu yang lalu, saya mempercayakan diri saya diangkut menggunakan Citilink menuju Jakarta. Pengalaman saya terdahulu ketika pertama kali menggunakan Citilink, cukup memuaskan untuk ukuran penerbangan murah. Untuk sekedar info, Citilink ini adalah anak perusahaan Garuda Indonesia yang bermain di level penerbangan murah (low cost carrier). Jadi, kualitas tidak usah diragukan lagi lah ya.
Sebenarnya ada beberapa maskapai yang ingin saya coba: Citilink, AirAsia, dan Lion Air. Dengan membandingkan harga, Citilink menang telak. Saya mendapatkan harga flat 318k IDR. Sedangkan maskapai lain, 400k++. Dan lagi, selama ini reputasi Citilink cukup bagus.
Dengan harga 300k++, lebih mending menggunakan pesawat dari pada kereta. Lebih cepat.
Order menggunakan traveloka, dari awal hingga akhir saya mendapatkan harga 318k. Well, paling tidak mereka membuktikan slogan mereka, kalau 'harganya jujur'.
Kesan pertama masuk pesawat adalah mbak pramugarinya berbaju hijau yang murah senyum. Hijau yang bikin sejuk. As always. Dan lagi, belum mbok-mbok. Yah, meskipun tidak seperti kelas ekonominya Garuda Indonesia, wajarlah untuk harga segitu. Saya mengharapkan ada layar pusat hiburan yang bisa diakses di depan kursi, yang biasa dijumpai di Garuda Indonesia atau Batik Air. Harapan saya terlalu serakah untuk low cost carrier seharga 300k XD
Yang saya suka adalah keahlian pilot dalam menerbangkan pesawat. Smooooooth. Mungkin pengaruh jenis pesawat yang digunakan juga, sih. Tapi, mulusnya jalannya pesawat itu tetap idolak.
Ada pengalaman yang sedikit berbeda. Adanya fee pemilihan kursi, sejumlah 30k IDR. Harga ini bervariasi sesuai kelas tempat duduknya (lihat halaman biaya-biaya/fees Citilink). Sebelumnya, saya tidak pernah menjumpai charge pemilihan kursi via web seperti ini untuk maskapai lain (waktu check-in via web). Itu sih terserah kebijakan maskapainya sih, hahaha.. Yang penting, saya bisa cari tempat duduk di depan sayap, dekat jendela dan tidak berada di dekat pintu darurat. Duduk di dekat jendela itu penting bagi saya. Supaya bisa melamun, hahaha..
Dan memang rasanya berbeda jika dibandingkan dengan waktu saya memilih kursi di barisan belakang. Selain waktu keluar/masuk lebih cepat (biasanya, hanya pintu depan yang dibuka), ketika take-off tidak terlalu bergetar dan lebih nyaman.
Over all, it was a nice flight! On time boarding, on time flying, on time arriving. Juwarak!
NB: Gambar diambil dari http://infojalanjalan.com/