Kepulauan Seribu part 1: Jakarta, here we come
Kepulauan Seribu sudah menjadi salah satu penghuni bucket list dalam kurun waktu yang cukup lama. Berawal dari perjalanan ke Pulau Karimunjawa yang cukup membekas, mulai dari hampir ketinggalan bus travel hingga kerennya pengalaman di sana, hehehe.. Awalnya, saya melihat postingan teman yang sedang liburan ke Kepulauan Seribu dan fotonya cukup
eye-catchy. Dan setelah mencari-cari tahu, ternyata bagus juga buat
snorkeling. Saya jatuh cinta dengan
snorkeling gegara Karimunjawa! Dan sepertinya masih perlu eksplorasi lebih lagi. Indonesia pastinya punya banyak spot
snorkel yang bagus dong! Apalagi di Indonesia Timur. Belum sempat menyesap bawah laut sana huhuhu.. T.T
Setelah kalah
refresh untuk pendapatkan tiket promo, akhirnya dapat juga tiket ke Jakarta gratis dengan imbal balik mengantarkan mamak ke sana. Untungnya ada event Bu Lek mau pergi haji dan embak mau lahiran. Duo alasan pamungkas, cuy!
Dan berhasil juga meyakinkan adek buat nemenin. Yaa.. paling tidak kalau saya nyasar, ada temennya.. Tidak kelihatan jomblo-jomblo ngenes banget. Di samping adek saya tipe orang yang kurang piknik banget juga sih. Makanya pas diajakin gitu, senengnya bukan main. Kakak yang pengertian gitu. Meskipun sampai di lokasi doinya kecapekan, lalu banyak diamnya :D
Perjalanan ke Jakarta saya tempuh Jum’at sore ,12 Agustus menggunakan kereta api Senja Utama Solo yang berangkat jam 18.30. Setelah adegan sopir GoCar telat jemput, nyasar dan was-was jalan padat merayap, akhirnya sampai juga di stasiun dengan selamat dan masih
on-time. Tadinya mau beli
tiket pesawat daripada kereta. Lha gimana tidak? Perjalanan kereta selama 8 jam jika menggunakan eksekutif 350++, bandingkan menggunakan
Lion Air yang 400-an. Cuman tambah berapa rupiah sudah bisa sampai di Jakarta dengan cepat. Nah, tapi pertimbangannya, mamak saya. Kalau make eksekutif takutnya terlalu nyaman. Kemaren mau dinaikkan GoCar saja sudah alhamdulillah.
Kan gini, dari rumah ke Jogja, saya tempuh dengan motor. Boncengan sama mamak. Ceritanya, mamak saya ini cukup antik. Naik mobil sedikit saja mabok. Padahal bawaan cukup ekstrim: kardus bakpia gede isi 15 yang gak jadi dipaketkan (padahal beli di Jogja, bawa ke Wonosari karena ada wacana dipaketkan, bawa ke Jogja lagi karena tidak jadi dipaketkan), tas travel yang isinya full oleh-oleh, dan kardus parsel Lebaran yang isinya makanan berat. Itu belum bawa tas bajunya. Efek sampingnya, mamak sampai di kos tepar, minta bakso!
Hemeizing. Sebagai anak yang baik, saya belikanlah itu permintaan Kanjeng Mami. Setelah mbakso dan seger pulih tenaganya, Mamak bilang, “
Ngko golekno mobil wae”. (Nanti carikan mobil saja). Betapa senang hatiku, hahaha.. Tapi tetep saja pas perjalanan di GoCar, saya cukup khawatir, “Nanti kalau pusing ngomong
lho, Mak”. Mamak dengan santai, “
Ora, ambune enak kok” -- Nggak (apa-apa), baunya (pewangi mobil) enak (wangi kalau bahasanya mamak, enggak eneg) kok.
Okay, all is well.
|
Stasiun Tugu Yogyakarta |
|
Roti'O : Dulu 8ribuan T.T |
|
Inside Senja Utama Solo |
Kami sampai di Jakarta jam 4 pagi kurang. Terlambat sedikit, gegara keretanya
ngetem. Dan
ngetem-nya kereta itu aneh. Nunggu kereta lain lewat-lah, ada yang mau pindah jalur-lah, belum lagi alasan delay gegara antri masuk stasiun. Nah, begitu sampai, baru bangun, belum seger bener, musti angkat bawaan segitu berat. Mana tali rafia-nya mau copot. Belum lagi SPS lorongnya naik turun tangga. Untungnya, sudah ada yang jemput: kakak ipar dan adek tercinta. Setelah cipika-cipiki, saya dan adek langsung
cus ke Pelabuhan Muara Angke. Sementara mamak dioper ke kakak ipar, minta tolong dianter ke tempat tujuan.. Wahahaha.. (ketawa jahat penuh kemenangan)
Dari Stasiun Pasar Senen ke Pelabuhan Muara Angke kami tempuh menggunakan GoCar. Gojek untuk waktu itu tetap jadi pilihan saya. Lebih murah,
euy! Dan ternyata jalan masuk ke Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke itu tidak seperti yang saya kira. Juelek minta ampun. Becek, yang airnya berkilatan kehitam-hitaman gitu. Lebih mirip gang daripada sebuah jalan ke pelabuhan. Belum lagi sebelah kiri jalan yang kumuh dan banyak bangunan semrawut. Welcome to Jekardah,
my bro! Sempat ragu dengan jalannya, apalagi
driver-nya juga tidak tahu jalan dan hanya mengandalkan GPS. Tapi untunglah. Tiba di Muara Angke dengan selamat,
vroh..
|
Di perahu, Pelabuhan Muara Angke |
|
Kayak pasar :D |
|
Penampakan toiletnya hahaha.. |
|
Dalemannya kapal seperti ini nih.. |
|
Ruang kemudi kapal |
|
Can you see the LED TV? |
Dan sekitar jam 4.30 kami sampai. Menunggu sholat, cari mas yang ngurusin tur saya,
ngemi, sampai jam 6 akhirnya masuk kapal. Dan kalian tahu berangkatnya jam berapa? Jam 8! Kami membuang umur 2 jam, sambil sesekali saya muterin kapal, mencoba cari kesibukan. Sisanya, kembali ke kursi lalu tidur. Setelah penuh sesak dengan penumpang sampai di sela-sela jalan, kapal berangkat, dan kesibukan saya adalah tidur lagi. Begitu bangun, masih lama, tidur lagi. Buang umur gitu teruuus.. sampai jam 11 yang akhirnya kami sampai. Sepertinya enak di geladak atas, asal gak hujan, bisa lihat pemandangan (yang dekat jendela). Tapi lesehan dan tempat duduknya seikhlasnya, sedapetnya. Saya sadar diri sih ya, udah tuwak, butuh sandaran.. *krik-krik-krik*
|
Sampaaai.. |
|
Taman Terpadu, di sebelah dermaga Pulau Harapan |
6 comments
Write commentsBisa dicoba kalau seperti ini. Kan nggak eprlu ambil cuti ke sana :-D
ReplyKapan-kapan ke Kiluan yuk barengan yg lain ahahaha
Bisa bisa.. Tapi yang lain biasanya ribet di masalah cuti XD
ReplyTulisannya menarik, terimakasih atas partisipasinya dalam lomba blog yang diadakan oleh Airpaz. Semoga menang dan dapat tiket pesawat gratis dari Airpaz :)
ReplyTerima kasih kunjungannya, Beatrix.. :) Tau aja, kalau ini diikutkan lomba hehehe.. Aamiin doanya hehehe..
ReplyAjak-ajak dong kalau ke sini atau ke Karimunjawa, hahaha
ReplyBoleeeh.. Ayuk kapan? XD
Reply