Aku ini anak mana?

Sunday, August 21, 2016 10 Comments

Setiap berkenalan dengan orang baru, banyak yang terkecoh dengan saya, dikiranya bukan orang Jawa. Ada yang bilang orang Palembang-lah, tidak cocok jadi orang daerah saya-lah, orang Jakarta-lah, orang keturunan Cina-lah. Dan yang lebih parah, pernah ada yang meramal agama saya dari pas pertama ketemu dengan hanya berbekal melihat muka thok.

Gini, ada banyak faktor yang menentukan seseorang itu disebut 'orang (daerah/suku) mana'. Entah karena keturunan, asal, tempat tinggal atau yang lainnya. Tapi yang paling umum dipakai adalah dari kota/daerah mana dia berasal. Contohnya, orang Surabaya/Jawa Timur-an pasti ada kosa kata dan logat Suroboyoan yang kental. Orang Jawa dengan logatnya, bahasanya yang cenderung 'lebih halus' dan santun (penuh bahasa kode), kalau dari perilaku merupakan iyes-man, yang tidak terlalu vokal dengan penolakan/kritik dalam balutan 'tidak sopan'. Belum lagi orang Banyumasan yang cukup khas logatnya. Atau orang Batak/Medan yang cukup keras tata bahasanya (termasuk suaranya). Yah, itulah sebagian kecil Indonesia. Sudah pada paham kan, kalau banyak suku di sini.

Tapi, dengan mobilitas yang cukup tinggi seperti sekarang ini, terkadang jadi susah untuk mengidentifikasi seseorang. Orang keturunan Batak yang lahir, besar dan tinggal di Jakarta dan jauh dari lingkungan Batak (di luar keluarganya), bisa jadi susah diidentifikasi secara langsung, tanpa kita tanya atau lihat KTP-nya. Belum lagi hasil persilangan antar suku. Tergantung lebih condong ke mana si anak dan tinggal di daerah mana.

Abnormal

Kondisi seperti itu bisa jadi membuat identifikasi persukuan menjadi sedikit sulit dan cenderung abnormal. Lha saya saja yang jelas-jelas lahir di Jawa, dari lahir ngomong Jawa, Bapak-Ibu orang Jawa tulen, yang tidak ada riwayat 'keturunan' atau track record merantau, orang pribumi pokoknya, sering dibilang/dikiranya bukan orang Jawa. Saya terkadang heran, ada apa dengan muka saya?

#1: Dikira keturunan Cina

Ini yang paling sering dikira orang. Entah pengaruh penggunaan kacamata sejak SD ataukah gegara legenda mamak saya yang membatin turis Cina di Candi Prambanan pas mamak lagi hamil saya, dengan sebutan sipit dan dhuwur (tinggi). Teman kos saya, sebut saja Si Rei, orang daerah Timur yang sudah lama tinggal di Jogja sejak kuliah, pas kenalan di kosan langsung tanya tanpo tedeng aling-aling aka langsung tanpa basa-basi, "Tom, lu Cinak?". Hahaha.. Dan saya kemudian tersenyum. Hal biasa, vroh.. Perlu kesabaran buat menjelaskan hahaha..

Nah, biyasaknya, kalau dapat pertanyaan seperti itu saya jerumuskan sekalian dengan mengaku orang Cinak Palembang-lah, orang Jakarta-lah atau apa, seingatnya saya dulu pernah dikira orang Cina mana XD Kejadian yang paling baru perihal dibilang Cinak adalah di bulan Agustus ini, tanggal 12 Agustus 2016 ketika naik GoCar dan ngobrol-ngobrol sama drivernya.

#2: Dikira orang luar Jawa

Ini kejadian saat saya masih kuliah. Ada yang bilang dikiranya orang Palembang. Gegaranya, di Palembang ada banyak keturunan Cinak juga dan wajah saya seperti bukan orang Jawa (ujung-ujungnya juga dikira Cinak).

#3: Dikira 'orang kota' (Jakarta/ mana)

Persentase perkiraan salah tebak ini cukup rendah. Seingat saya, hanya sekali.

#4: Tidak cocok jadi orang Wonosari

Ini kejadian habis Lebaran 2016. Minggu ketiga bulan Juli. Halal-bi-halal ke rumah depan kosan, lalu sama bapaknya ditanya:
BB = Bapak-bapak
SS = saya


BB : Lha mas e mudik ke mana
SS: Cuman deket kok, Pak. Wonosari
BB: Lho iya to? Kok gak pantes.
SS: Waduh, lha kenapa, Pak? (sambil meringis)
BB: Pantesnya orang Sleman. Lha putih..
* terus krik-krik-krik*

See? Betapa orang salah judge dengan melihat mukak saya ini..

#5: Dikira non-Muslim

Ini yang paling absurd. Temen STM saya, cewek, pernah mengaku kalau dulu pas ketemu waktu registrasi masuk STM (tapi saya tidak ingat kalau ketemu dia hahaha), dikiranya orang non-Muslim. Ada-ada saja. Mungkin semacam cireng (Cina ireng -- item) jadinya mengambil spekulasi yang tidak-tidak. Ini satu-satunya kasus juga sih.. Hahaha..

Kamuflase: Wong Jowo sing ilang Jawane (Orang Jawa yang hilang Jawa-nya)

Di satu sisi, kadang seneng juga bisa berkamuflase hahaha.. Tidak enaknya, kalau tawar-menawar harga bisa jadi dimahalin kalau lupa pakai Bahasa Jawa, kan rugi bandar XD Dan lagi, yang saya cukup heran, apa iya saya ngomong medhok gitu tidak dianggep? -_-

Pantai

Makanya saya suka mantai. Biar kulitnya eksotis, selain karena hanya pantailah tempat yang friendly buat hidung alergi saya. Lagi pula, saya dan mas pertama saya saja cukup kontras perbedaannya. Mungkin legenda mamak mbatin ada benarnya, yang memberikan efek samping kulit saya lebih cerah merah merona (preeet, padahal hanya karena lebih mirip kulit mamak). Banyak yang tidak percaya kalau kami itu kakak-adek pas kami jalan bareng. Horor, bukan? Nah, harapannya dengan sering mantai, kulitnya bisa lebih nJawani aka lebih Jawa XD

Nanti mungkin perlu ditulis, perihal saya minder gegara mamak mbatin ini, mulai dari pikiran jangan-jangan saya ini anak pungut sampai mimpi ganti nama. Berikut foto saya terbaru sebelum dan sesudah memakai kacamata.


Cari 5 perbedaan dari gambar di atas!

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Do you think I forgot to change this text? No, dude. I did it on purpose ahahahay..

10 comments

Write comments
August 21, 2016 at 9:04 PM delete

AKu mau bilang dengan jujur, kamu itu emang anak pungut mas. Coba tanya ibumu mas. Kayanya dapatnya di sungai bawah tanah pindul. Dibuang sama orang tuamu mas. dibuang dari Sungai Musi, tembusnya di Pindul.

Reply
avatar
August 21, 2016 at 10:05 PM delete

Cireng enak tuh dicocol saos, pas masih anget. Cireng isi kornet atau keju juga enak sih. Yah, kalau aku sih kadang beli cireng bumbu aja di deket kost ._.

Reply
avatar
August 22, 2016 at 7:05 AM delete

Kok pemikiranku gak ditulis mas? Tak kira kamu itu keturunan Jepang loh. Siapa tahu pas penjajahan dulu kamu tetinggalan kapal dan nggak bisa mudik ke Jepang. :-D :-D

Reply
avatar
tom
AUTHOR
August 22, 2016 at 8:18 AM delete

Lhoh, kok kamu malah tahu, Nif? Kamu siapanya mamakku?? *jeng-jeng-jeng* (zoom in, zoom out)

Reply
avatar
tom
AUTHOR
August 22, 2016 at 8:20 AM delete

Lha mbok tuku gek dibagi-bagi lho.. Ngko ndak diprotes meneh lho, masalah rjj :v

Reply
avatar
tom
AUTHOR
August 22, 2016 at 8:21 AM delete

Nah ini.. Perlu di-screen shot ini buat update post XD

Reply
avatar
Agfian
AUTHOR
August 22, 2016 at 5:47 PM delete

Sebagai orang yang pernah tidur bareng kamu, aku bisa bilang kalau kamu itu emang anak campuran yang sedang mengalami krisis identitas?

Kenapa aku bilang begitu? Karena aku lihat kamu tidur pake baju mandi...

Udah sih, gitu aja.

Reply
avatar
tom
AUTHOR
August 22, 2016 at 11:17 PM delete

Wkwkwkwk.. Masih ingat saja. Kayak kamu juga enggak aja.. LOL

Reply
avatar
August 23, 2016 at 9:47 AM delete

Asyik rep diapdet kakakakakka

Reply
avatar
Anonymous
AUTHOR
June 20, 2017 at 12:24 PM delete

Ah nggak keliatan chinese kok. Tp emang gak keliatan jowo. Kayak orang sunda

Reply
avatar