Solo Traveller

Saturday, May 23, 2015 1 Comments


Jomblo traveller? Hush. Tidak boleh bilang status. Itu hak asasi lho. Ntar kena semprit satpam, terlepas itu fakta atau bukan. Lagian, istilahnya juga bukan itu. Orang yang kemana-mana sendiri, kerennya disebut solo traveller.

Menjadi seorang solo traveller mungkin terdengar aneh. Solo di sini bukan merujuk ke kota Solo, Jawa Tengah lhoh ya hahaha.. Solo ini yang artinya sendiri.

Banyak hal yang kemudian menjadi pertanyaan. Tapi saya malah suka. Terkadang saya melakukannya. Yah, meskipun belum pernah kesampaian mblayang (Bahasa Jawa untuk 'pergi main ke manaaaa gitu') ke tempat yang jauh-jauh, kecuali yang deket-deket aja. Banyakan malesnya! Yah, pergi sendirian itu perlu tekad yang cukup kuat bagi saya. Tekad pikiran, tekad tenaga, tekad waktu dan tekad duit.

Tekad pikiran.
Jangankan memikirkan mau kemana. Memikirkan mau makan apa saja, saya terkadang bingung. Paling ke tempat yang mudah dijangkau. Dalam kota. Terkadang membayangkan ke lain kota, naik bus/ kereta, bawa sepeda lipat semacam Brompton (ntar deh, dibikin post terpisah mengenai Brompton), lalu keliling-keliling, balik lagi. Tapi membayangkan harga sepeda Brompton yang aduhai, membuyarkan semuanya. Lalu berakhir glundang-glundung kayak semangka di kos.

Tekad tenaga.
Salah satu faktor yang bisa menggerakkan seseorang bepergian adalah karena adanya teman. Tapi jika trada teman, susah sudah itu. Tapi lebih susah ketika ngajak, pada gak bisa. Mungkin besok-besok perlu nyobain open trip (baru tahu belakangan kalau ada semacam ginian), yang menyatukan (biasanya) para solo traveller, biar jadi satu group.

Tekad waktu.
Pernah diskusi cari waktu, sampai lama. Diskusi ok, pas deket hari H, ujung-ujungnya gak jadi, rontok satu per satu. Itu bikin greget banget. Rugi diskusi. Buang waktu. Menyamakan persepsi memang adalah hal terberat pertama. Ada harga, waktunya yang tanggung. Ada waktu, harga tidak cocok. Itu sepertinya kemudian bakal mrembet kemana-mana alasannya. Dan hampir bisa dipastikan jadi wacana doang. Hahaha.. Pada saat seperti itulah tekad menjadi solo traveller akan menguat.

Tekad duit.
Nah ini biasanya kalau misal udah tanggal tua, suntuk dengan keseharian, pengen mblayang, tapi nggak bisa, gegara faktor D. Duit. Waktu ada, tenaga ada (keburu suntuk), pikiran ada, dianya yang gak ada. Sama saja, kan?

Overall, solo traveller bisa dijadikan alternatif yang cukup asik. Asal tahu kalau nanti bakal susah nyelfi. Tapi itu bisa diatasi dengan meminta tolong orang. Atau menggunakan timer (versi ngenes).

Musti tahu juga resiko mblayang sendirian, sehingga perlu untuk :
  1. Lebihkan budget untuk biaya tidak terduga. Siapa tahu ban motor kempes? Atau yang lain? Kan kita tidak tahu.
  2. Sediakan nomor kontak yang bisa dihubungi. Kita tentunya tidak ingin kenapa-napa. Tapi berjaga-jaga apa salahnya. Belajar dari pengalaman kemaren sih : betapa pentingnya mempunyai nomor kontak yang bisa dihubungi. Diselipkan di dompet dan di tempat di barang bawaan bisa jadi berguna.
  3. Bisa self-defense bisa jadi membantu buat jaga-jaga. Saya jarang ke tempat yang jauh-jauh sih, jadinya relatif aman, untuk saat ini. Pengen belajar Wingchun tapi belum pernah kesampean -_-
  4. Cari teman ngobrol. Teman baru, kenalan baru, siapa pun. Bisa jadi ajang cari koneksi juga :D
Moto sendiri. Ini sewaktu tiba di pelabuhan karimunjawa pas baru turun kapal. Gak nyolo travel sih, waktu itu. Tapi ini diambil sendiri fotonya.

Biar ada temannya, tep ada kalanya harus poto sendiri..

Ada kalanya juga musti jalan jalan sendiri, foto-foto sendiri..

Ini di Benteng Vrederburg. Sendirian jugak XD

Sampai-sampai harus cari temen coba..

Ini menggunakan timer (edisi ngenes)

Masih ngenes XD

Terkadang harus rela ambil plain object

Plain object, tanpa model kadang bisa jadi the best

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Do you think I forgot to change this text? No, dude. I did it on purpose ahahahay..

1 comments:

Write comments
May 25, 2015 at 7:23 AM delete

Uhuk sampe di Karimunjawa :-D

Reply
avatar