A Nice May 24th Evening

Wednesday, May 25, 2011 0 Comments

Tidak seharusnya kejadian seperti ini saya kaitkan dengan klenik? Bahkan saya sempat berpikir negatif kepada seseorang. Jangan-jangan.. Ah,, segera saya tepis pikiran seperti itu. Pertama saya yakin mereka tidak. Kedua saya yakin mereka baik (toh selama ini begitu). Ketiga, tidak seharusnya saya berpikiran seperti itu. Cukup. Kalau diteruskan bisa bisa terus berlanjut ke ‘lamunan’ tingkat selanjutnya yang bisa dikhawatirkan lebih banyak mendatangkan mudharatnya.


Kejadiannya memang tidak terduga. Yah, kalau terduga, saya lebih memilih tidak. Siapa yang ingin jika kami sebelumnya tau?Ya.  Kami. Kami (saya dan teman saya, sebut saja E), berangkat dari kos sekitar jam 18.35. Sebenarnya saya malas untuk keluar malam. Tapi, ini ada hubungannya dengan masalah perut. E meminta saya untuk menemaninya pulang kampung. Saya malas sebenarnya, sampai pada akhirnya kami menghasilkan kesepakatan : makan. Lumayan. Perhitungan anak kos.

Saya mengemasi barang-barang saya. Tas kerja berisi netbook+charger, satu buku bacaan, satu buku tulis, topi, CD bag, dan buku catatan. Kurang pantas sebenarnya kalau dibilang mengemasi. Toh itu tas tidak saya buka sejak pulang kerja, dengan isi yang memang itu itu saja, seperti biasanya. Pertimbangannya, saya akan disana semalam, daripada tidak ada kerjaan dan melewatkan malam hanya dengan semunya mimpi, mungkin bisa saya gunakan untuk sekedar menyentuh pekerjaan sedikit.

Tidak ada perasaan aneh. Biasa saja. Sore itu juga seperti sore sore kemaren. Cerah dan bintang-bintang terlihat di posisinya masing masing. Mbok Suti, yang biasa jualan di angkringan depan juga seperti biasanya. No strange feeling. Just…

E ngebut. Seperti biasanya. Dan saya sudah tidak kaget lagi. Pikir saya, pantesan orang orang yang pada bawa motor keren bisa menempuh Jogja-Wonosari hanya dalam waktu 30 menit. Se-ngebut ngebutnya saya, mentok hanya bisa 45 menit. Itu pun jarang sekali. Tergantung mood. Tergantung situasi jalan. Kurang lebih1 jam untuk standar saya. Apalagi kalau malam. Belum lagi kalau hujan. Eh? Kok malah jadi ngomongin saya. Balik ke topik. So far, so good. Nothings wrong. Till..

Patuk Hill. The most scary part of Jogja-Wonosari route :D It’s slope upward turnoff road from Jogja direction. (Maybe I should take a picture someday..) There was the incident.

Saya ingat betul. Meskipun pelan pelan seperti biasa, saya mulai melupakannya. Terlalu cuek untuk mengingat sesuatu hingga detail. Tapi, setiap kali saya mencoba mengingatnya, setiap kali itu juga saya enggan. The feeling. Setiap membayangkan, tubuh saya bergidik duluan. Ada beberapa bagian tubuh saya yang langsung bereaksi. Trauma tentang tragedi waktu jaman masih sekolah di SMK N2 Wonosari , sewaktu Bulan Ramadah, saat saya masih kelas 2 dulu masih membekas.

Segala puji kepada Tuhan Yang Maha Asih yang memberikan kami kesempatan untuk jatuh dari motor. Segala puji bagi-Mu, Ya Tuhan. Kami hanya jatuh. Kami selamat, bahkan mampu segera ke pinggir jalan. Jalan lalu lalang truk dan bis itu relatif sepi. Segala puji bagi-Mu, Yaa Tuhan atas nikmat yang telah Engkau curahkan kepada Kami. Lecet lecet dan sedikit goresan merah di kaki dan tangan kami hanyalah peringatan. Di luar memang sudah takdir, mungkin kami kurang ini, mungkin kami kurang sesuatu; yang kami masih belum jelas.

Beruntung saya tidak apa apa dibandingkan E. Ingin rasanya ikut-ikutan mengeluh dan mengaduh. Tapi, bukankah yang saya alami tidak lebih parah? Bahkan bisa dibilang saya baik baik saja. Dan memang begitu. Saya yang nyopir. E memutuskan tidak jadi pulang kampung. Saya ngikut.

Saya tetap menghibur diri (mencoba dan menahan agar tidak) ketika mulut saya ingin mengeluarkan cercahan atas apa yang dirasakan tubuh saya; E masih lebih parah. Pasti rasanya juga lebih. Pantaskah saya yang hanya seperti ini ikut-ikutan meramaikan ‘aduhan’ diatas motor yang (segala puji bagi Tuhan) masih bisa dipakai ini.
Ah,, saya masih harus menggali sesuatu : apa dan bagaimana. Apa yang harus saya lakukan dan bagaimana caranya.

Perih. Panas.

Ini akan menjadi bahan renungan saya. The bad thing was,, I haven’t taken Isha prayer yet. Great, with condition like this..

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Do you think I forgot to change this text? No, dude. I did it on purpose ahahahay..